Magang di surga: Perjalanan Hannah bersama Incentro APAC di Bali

Daftar isi

Kenapa Bali? Kenapa Incentro?
Menyeimbangkan Work-and-Play yang Tak Ada Duanya
Di Balik Meja Kerja: Menjelajahi Budaya Bali
Dampaknya: Lebih dari Sekadar Magang
Mengucapkan Selamat Tinggal (Untuk Saat Ini)

Yang awalnya cuma sekadar ide yang tidak mungkin terwujud, dengan cepat berubah menjadi kenyataan. Kami mempertimbangkan ide untuk meluncurkan program magang, tetapi ada saja kendalanya di sepanjang jalan. Namun, tepat saat kami mengesampingkan rencana untuk tahun berikutnya, sebuah email tak terduga mengubah segalanya. Seorang perwakilan dari Singapore Management University (SMU) menghubungi kami, menawarkan kemitraan program magang untuk periode Musim Dingin 2024.

Lima minggu kemudian, kami menyambut Hannah Loh Qiaoan, mahasiswa Teknologi Informasi yang bersemangat untuk mendapatkan pengalaman langsung di bidang teknologi sambil tinggal di Bali. Apa yang terjadi berikutnya adalah satu bulan yang penuh dengan pertumbuhan profesional, mendalami budaya, dan banyak momen yang tak terlupakan, baik itu di dalam maupun di luar kantor.

Kenapa Bali? Kenapa Incentro?

Buat Hannah, keputusan itu mudah. Itu menjadi perpaduan sempurna antara pertumbuhan profesional dan petualangan pribadi, sekaligus mencentang "tinggal di Bali" dari wish list sambil bekerja dengan perusahaan yang menghargai kreativitas, kolaborasi, dan inovasi teknologi. Lingkungan lintas budaya Bali yang unik menjadi daya tarik utama, yang menjanjikan pengalaman dan wawasan baru setiap hari.

Namun, mendatangkan Hannah ke Indonesia bukan tanpa tantangan. Meskipun ASEAN menawarkan mobilitas gratis untuk sejumlah profesi tertentu, penempatan magang masih memerlukan persyaratan visa. Untungnya, prosesnya lancar, meskipun itu berarti Hannah harus memulai magangnya dari jarak jauh sebelum terbang ke Bali untuk bergabung dengan Incentro secara langsung.

Menyeimbangkan Work-and-Play yang Tak Ada Duanya

Hannah datang dengan ekspektasi tinggi: menangani proyek-proyek yang menarik, berkolaborasi lintas budaya, dan tentu saja, menikmati beberapa sunset yang menakjubkan di Bali. Apa yang tidak diantisipasi Hannah? "Pengalaman Bali" yang lengkap, mulai dari menjelajahi Bali Belly hingga bersepeda motor larut malam di tengah hujan deras yang tiba-tiba. Setiap hari menghadirkan tantangan baru—entah itu men-debug kode atau mencari kedai nasi goreng dan nasi campur terbaik.

Di sisi profesional, developer kami, Zahra, memimpin program magang untuk membimbing Hannah. Berkat proses orientasi yang lancar, Hannah dapat terjun langsung dengan cepat, berkontribusi pada platform SaaS yang akan datang. Meskipun kurva pembelajarannya curam di awal, tim develpment kami selalu siap membantu, menjawab pertanyaan, dan bertukar pikiran untuk mencapai solusi. Kolaborasi adalah kuncinya, memastikan dia memperoleh pengalaman langsung di dalam lingkungan yang mendukung.

Di Balik Meja Kerja: Menjelajahi Budaya Bali

Akhir pekan dihabiskan untuk menikmati budaya Bali yang semarak. Baik itu mengunjungi beach club terbaik di pulau Dewata, mencoba aktivitas baru, atau merasakan kehangatan masyarakat setempat, Hannah menikmati semuanya. Kuliner Bali juga menjadi daya tarik tambahan—menikmati hidangan tradisional Bali, makanan khas Indonesia, atau masakan internasional, cita rasa pulau ini meninggalkan kesan yang mendalam.

Di luar dari pekerjaan, salah satu bagian yang paling memuaskan dari pengalaman ini adalah membenamkan diri ke dalam budaya Bali. Bekerja di lingkungan baru, saya melihat langsung nilai yang diberikan tim dalam membina kolaborasi dan memprioritaskan keharmonisan tim di atas pencapaian individu. Melihat bagaimana hal ini berkembang menjadi produktivitas yang lebih tinggi dan keakraban tim adalah perspektif yang sangat segar.

Hannah Loh – Mahasiswa Teknologi Informasi – Singapore Management University

Dampaknya: Lebih dari Sekadar Magang

Magangnya Hannah yang hanya satu bulan tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, ia juga belajar tentang kerja sama tim, kolaborasi lintas budaya, dan nilai-nilai dari berbagai perspektif. Bekerja di lingkungan yang menumbuhkan kreativitas dan inovasi, ia melihat langsung bagaimana rasa kebersamaan yang kuat dapat mendorong pekerjaan yang bermakna. Bagi Incentro, pengalaman itu sama-sama bermanfaat. Zahra, khususnya, merasakan energi segar yang dibawa oleh seorang pemagang, yang memicu ide-ide inovatif dan menyegarkan kembali tim. Program ini menggarisbawahi nilai investasi pada bakat muda, tidak hanya bagi para pekerja magang tetapi juga bagi seluruh organisasi.

Mengucapkan Selamat Tinggal (Untuk Saat Ini)

Waktu berlalu lebih cepat dari sepeda motor yang melaju di tengah kemacetan Canggu. Pada hari terakhir Hannah, kami berkumpul untuk makan siang perpisahan sambil menikmati pemandangan hamparan sawah Bali yang subur, diikuti dengan board game dan, tentu saja, sepiring nasi goreng terakhir.

Dengan demikian, kalau Anda mencari tempat yang bikin bekerja tidak hanya terasa seperti "bekerja", Incentro adalah pilihan yang tepat. Ditambah dengan pesona Bali, Anda akan mendapatkan pengalaman yang tidak akan terlupakan.

Hannah Loh – Mahasiswa Teknologi Informasi – Singapore Management University

Penulis:

Trifitri Muhammaditta – Manajer Sumber Daya Manusia – Incentro Asia Pacific
Hannah Qiaoan Loh – Mahasiswa Teknologi Informasi – Singapore Management University

Kesimpulan

Ketika merenungkan waktunya di Incentro APAC, perjalanan Hannah lebih dari sekadar magang, namun itu juga menjadi pengalaman yang mengubah hidupnya. Dia melangkah keluar dari zona nyamannya, menghadapi tantangan baru, dan menemukan bagaimana pekerjaan dan kehidupan dapat berpadu dengan indah di Bali.

Bagi kami di Incentro, hal itu memperkuat kekuatan bimbingan, dampak dari ide-ide segar, dan keindahan tempat kerja yang global. Baik itu membangun keterampilan teknis, mencicipi budaya baru, atau sekadar mengejar sunset yang tak terlupakan, Bali—dan Incentro—terus membuktikan bahwa keseimbangan kehidupan dan pekerjaan bukan sekadar konsep. Tapi, juga sebuah kenyataan.